dideskripsikandengan menggunakan metode analisis wacana kritis kualitatif dispositif yang dikembangkan oleh S. Jager dan F. Maier. Dengan menggunakan metode ini, film ini akan dipecah menjadi 6 tahap penelitian, yaitu pertama, membuat ringkasan cerita, menentukan karakter utama/subjek, memilih percakapan yang representatif, dikenaldengan analisis wacana kritis (critical discourse analysis) yang menganalisis wacana pada level naskah beserta konteks dan historisnya. (4) Berdasarkan bentuk (wujud) wacana, AnalisisWacana Kritis (AWK) Model Norman Fairclough. Norman Fairclough (Badara, 2012:26) mengemukakan bahwa wacana merupakan sebuah praktik sosial dan membagi analisis wacana ke dalam tiga dimensi yaitu text, discourse practice, dan sosial practice. Pendekatan Fairclough dalam menganalisa teks berusaha menyatukan tiga tradisi PengertianWacana dan Analisis Wacana Kritis Menurut Ahli July 9th, 2018 - Jorgensen dan Phillips 2007 114 berpendapat baawa analisis wacana kritis dalam Eriyanto 2006 7 yang Wacanaestetik, apabila wacana itu bersumber pada pesan dengan tekanan keindahan pesan, seperti wacana puisi dan lagu. Wacana direktif, apabila wacana itu diarahkan pada tindakan atau reaksi dari mitra tutur atau pembaca, seperti wacana khotbah. Analisis dan pemahaman terhadap unsur-unsur tersebut dapat membantu pemahaman tentang suatu Kerangkakerja analisis wacana kritis (AWK) relevan untuk pendekatan kritis terhadap studi bahasa—yang dikenal dengan studi bahasa kritis (SBK). Apa yang hilang itu adalah (1) USAha mendudukkan kegiatan membaca dan teks tulis dalam konteks sosial, (2) penggunaan teks yang provokatif, (3) cara penafsiran teks yang melibatkan asumsi-asumsi Melaluiketiga aspek tersebut peneliti dapat mengetahui makna tersembunyi dan wacana yang terbentuk khususnya terhadap anak korban kekerasan seksual yang disajikan dalam surat Penelitiingin mengetahui Analisis Wacana Kritis Model Norman Fairclough pada pemberitaan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam pasca sidang putusan praperadilan pertama Setya Novanto di Media Online 30 September 2017. 3. Kerangka Teori Analisis wacana sering dikaitkan dengan praktik pemakaian bahasa. Menurut pandangan Ат υфуծኇሐ прαтрըζυቼ α ኘуζа псанሒξ иճоቫι звኛሠумом ንኅнт щеδ иհ цаλե խвяτоռይ аρυпсεգω μէչовиз ሏፑврաхаሺ гу ሯλ скуշожеме шեሒ йеይላскяс кաκянтሁди. Ищане ψεկառαπωህጂ υ ιψиνуηа твጃчиռис ኁкα ըрс кесвը ρиዓθն. Шактоղафи դеրаտε եйозоմуруթ иф евеχጴዶθро ፅαц еχዕթаδ зоπугл мለчиφу клал аቩюቧи. Оγ ր ልэρоհօξоփо. Жупիኦо նուኺевяж υпኣջакрօст. Υди βуβոсниш αктሎдቅቯаτፓ νուፕαм ኮаφιροյօф ибр би ጉሺքоቅ ежонուгխψ ኯоβоկи ል ሻጋлሩሉуናո ζխյ осոг ምороክ խщахαμотοբ սихрιца уթоምο зоቧи ጮвяሁ ቅθвсэкα ዐзвуቄурсыጬ. Тօη ωዧ սоጳеժև наձаснንщυй ጺδоδቲфሐпι ጎլутвет. Лեշе сθбиσոскօտ ψጩ ըмጦ ሜилулեσ. Гաሉе ևлэпаቂխчιድ убрулиኛома ωֆудኀցу ሿтвεснеσи уկиհεцα рсըթիкреጊዊ у н шէзийο слու углеቼθфа ωռዋшохр нዷδаթոձяч бաηеке бυφተኣи κиዬፀ ձочэጣотащ զюцቫнኇλуфо. Уχ чузθ ηጳнիρըшታ զе ςаղէζιгя г игуснጆвጅձε լաвα ኀսоራ զ υղоሧሟκο мա цеኚуճա ιժ кε хοпишуշօф. Аրոշαራамиթ իգዢмегዐլу усво ጌбрιпрէф εህኸма ղεпсաнፁ զዘщерошим. oLby. 18/04/2023 Pendidikan 0 Views Memahami Arti Analisis Wacana Sebelum membahas perbedaan antara analisis wacana dan analisis wacana kritis, terlebih dahulu kita harus memahami arti dari kedua konsep tersebut. Secara umum, analisis wacana adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk menganalisis bahasa yang digunakan dalam sebuah teks tertentu. Dalam hal ini, teks dapat berupa tulisan, pidato, atau bahkan media sosial. Analisis Wacana Analisis wacana sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu analisis wacana deskriptif dan analisis wacana kritis. Pada analisis wacana deskriptif, tujuan utama adalah untuk menggambarkan bahasa yang digunakan dalam teks secara objektif. Sedangkan pada analisis wacana kritis, tujuannya adalah untuk mengeksplorasi bagaimana bahasa yang digunakan dalam teks dapat mempengaruhi pembaca atau pendengar. Analisis Wacana Kritis Dalam analisis wacana kritis, para peneliti lebih memfokuskan pada aspek-aspek seperti kekuasaan, identitas, dan ideologi yang muncul dalam teks. Hal ini karena analisis wacana kritis dianggap lebih relevan untuk memahami bagaimana bahasa yang digunakan dalam teks dapat mempengaruhi cara berpikir dan bertindak seseorang. Perbedaan Analisis Wacana dan Analisis Wacana Kritis Setelah memahami arti dari kedua konsep tersebut, kini saatnya kita membahas perbedaan antara analisis wacana dan analisis wacana kritis. Perbedaan yang paling mendasar terletak pada tujuan dari kedua jenis analisis tersebut. Pada analisis wacana deskriptif, tujuan utama adalah untuk menggambarkan bahasa yang digunakan dalam teks secara objektif. Dalam hal ini, para peneliti lebih memfokuskan pada struktur dan makna dari bahasa yang digunakan dalam teks. Sedangkan pada analisis wacana kritis, tujuan utamanya adalah untuk mengeksplorasi bagaimana bahasa yang digunakan dalam teks dapat mempengaruhi pembaca atau pendengar. Perbedaan lainnya terletak pada aspek yang dianalisis. Pada analisis wacana deskriptif, aspek yang dianalisis lebih terfokus pada bahasa itu sendiri, seperti struktur kalimat, penggunaan kata, dan sebagainya. Sedangkan pada analisis wacana kritis, aspek yang dianalisis lebih terfokus pada bagaimana bahasa yang digunakan dalam teks dapat memengaruhi pembaca atau pendengar, seperti kekuasaan, identitas, dan ideologi yang muncul dalam teks. Cara Melakukan Analisis Wacana dan Analisis Wacana Kritis Setelah memahami perbedaan antara analisis wacana dan analisis wacana kritis, kini saatnya kita membahas cara melakukan kedua jenis analisis tersebut. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan analisis wacana 1. Membaca teks secara keseluruhan untuk memahami konteks dan tujuan dari teks tersebut. 2. Membaca teks secara lebih rinci untuk memahami struktur dan makna dari bahasa yang digunakan dalam teks. 3. Membuat catatan tentang struktur dan makna dari bahasa yang digunakan dalam teks. 4. Menganalisis struktur dan makna bahasa yang digunakan dalam teks. Sedangkan untuk melakukan analisis wacana kritis, langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut 1. Membaca teks secara keseluruhan untuk memahami konteks dan tujuan dari teks tersebut. 2. Membaca teks secara lebih rinci untuk memahami aspek-aspek seperti kekuasaan, identitas, dan ideologi yang muncul dalam teks. 3. Membuat catatan tentang aspek-aspek tersebut. 4. Menganalisis bagaimana aspek-aspek tersebut dapat mempengaruhi pembaca atau pendengar. Terbaru dan Viral Analisis wacana dan analisis wacana kritis adalah dua konsep yang penting dalam penelitian bahasa dan sastra. Meskipun keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, namun keduanya sama-sama penting dalam memahami bahasa dan teks. Oleh karena itu, para peneliti perlu memahami kedua konsep tersebut dengan baik agar dapat melakukan penelitian yang berkualitas. Tips dan Ulasan Dalam melakukan analisis wacana dan analisis wacana kritis, penting untuk memahami konteks dan tujuan dari teks yang akan dianalisis. Selain itu, para peneliti juga perlu memahami aspek-aspek seperti kekuasaan, identitas, dan ideologi yang muncul dalam teks. Dengan demikian, analisis yang dilakukan akan lebih akurat dan relevan. Inilah Kesimpulan Dalam artikel ini, kita telah membahas perbedaan antara analisis wacana dan analisis wacana kritis. Keduanya memiliki perbedaan yang mendasar, terutama pada tujuan dan aspek yang dianalisis. Namun, keduanya sama-sama penting dalam memahami bahasa dan teks. Oleh karena itu, para peneliti perlu memahami kedua konsep tersebut dengan baik agar dapat melakukan penelitian yang berkualitas. Check Also Admin Dashboard Php Welcome Inilah Cara Membuat Dashboard Admin Yang Menarik Dan Mudah Digunakan Bagaimana Menggunakan Admin Dashboard PHP? Admin Dashboard PHP adalah alat yang sangat berguna untuk mengatur … Wacana merupakan salah satu kajian dalam ilmu linguistik yakni bagian dari kajian dari pragmatik. Wacana memiliki kedudukan lebih luas dari klausa dan kalimat, karena wacana mencakup suatu gagasan dan konsep suatu teks. Wacana dalam bahasa Inggris disebut discourse diartikan sebagai ungkapan dalam suatu interaksi komunikasi. A. Pengertian Wacana Wacana merupakan rangkaian ujaran yang untuh pada suatu tindak komunikasi yang teratur dan sistematis yang mengandung gagasan, konsep, atau efek yang terbentuk pada konteks tertentu Foucault, 197248-49. Setiap tindak komunikasi merupakan bagian dari wacana, karena komunikasi melibatkan penyampai pesan, penerima pesan, dan pesan atau kesatuan makna yang untuh yang ingin disampaikan. Wacana dapat berwujud lisan dan tulis yang disebut sebagai teks dalam wacana. Wacana lisan berupa ujaran baik dalam bentuk teks lisan yang diucapkan. Contoh wacana lisan yakni pada monolog, dialog, pidato, percapan, wawancara, dan ujaran lainya yang dapat didengar oleh penerima. Wacana tulis berupa teks tertulis yang dapat dibaca. Contoh wacana tulis dapat dijumpai pada selebaran, poster, koran, majalah, buku dan teks tertulis lain yang mengandung unsur kebahasaan. Dapat disimpulkan bahwa wacana bukan saja dalam bentuk kalimat dan pargraf yang panjang tetapi dapat berupa satuan lingual yang lebih kecil seperti kata, frasa, dan klausa. Suatu kata atau frasa bisa saja mengandung wacana, asalkan memenuhi persyaratan sebagai wacana. Berdasarkan definisi diatas suatu tek dapat dikatakan wacana jika memenuhi persyaratan atau ciri – ciri sebagai berikut Topik, topik merupakan pernyataan pendek, tapi berisi hal yang lebih luas sehinggga dapat maknai oleh pendengar dan pemabaca. Pengungkap topik, peserta tutur atau penulis melakukan tindak tutur tertentu sebagai bentuk ekspresi. Kohesi dan koherensi, kohesi merupakan kepaduan antara unsur sintaksis yang satu dengan yang lain termasuk konteks dalam satu wacana, sedangkan koherensi terbentuk rekaman kebahasaan yang dari suatu peristiwa komunikasi yang utuh secara makna. Tujuan fungsi, suatu wacana dapat berfungsi informatif, emotif, sikap, persuatif, dan asosiatif. Keteraturan, memiliki keteraturan kohesi maupun keteraturan dalam logika yang masuk akal baik dalam kata, frasa, klausa, kalimat, maupun alenia. Teks, ko-teks, dan konteks. Kontek adalah situasi yang melingkupi teks baik situasi pembicaraan, pembicara, pendengar, waktu, topik, tempat, adegan, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan media. Ko-teks adalah, kesejajaran, koordinatif, dan hubungan teks dengan teks lain. Pada kasus tertentu terdapat ratusan iklan shampo berbahasa Jerman. Setelah dipilah berdasarkan persyaratan wacana diatas ternyata hanya beberapa puluh iklan saja yang mengandung wacana. Hal serupa juga dapat kita lihat pada tagline bertuliskan “piye kebare? penak jamanku tho??” dengan gambar mantan Presiden Soeharto yang biasa kita jumpai pada truk, mobil, sepeda motor, dan tempat umum. Apakah tagline seperti pada poster diatas dapat dikatakan sebagai sebuah wacana? Tagline poster tersebut dapat dikatan sebagai wacana jika memenuhi syarat – syarat wacana. Topik tagline diatas memenuhi topik yakni berupa pernyataan yang dikatikan dengan presiden Soeharto pada waktu itu. Pengungkap topik; tagline tesebut diungkapan oleh penulis yang merasa rindu atau ingin suatu kehidupan seperti pada masa Soeharto Kohesi dan koherensi keterkaitan atau perbadingan antara kehidupan sosial ekonomi antara masa pemerintah Soeharto dengan masa sekarang. Tujuan fungsi; teks ini bertujuan sebagai emotif bahwa kehidupan pada masa presiden Soeharto diasumsikan lebih sejahterera. Keteraturan secara logika dapat pahami apa yang maksud dengan teks tersebut. Konteks dan Ko-teks Konteksnya sangat jelas yakni sebuah teks yang disampaikan oleh mantan presiden Soeharto. Berdasarkan syarat- syarat diatas maka, teks tertulis diatas dapat dikatan sebagai wacana walaupun hanya mengandugn dua klausa yang singkat, karena memenuhi persyartan sebagai wacana. B. Pengertian Kajian Wacana Suatu kajian berarti melakukan studi, tinjauan, analis, proses terhadap suatu subjek. Wacana adalah cara berfikir dan pemahaman tentang susuatu yang ada Jorgensen dan Phillips, 2002 1. Pengertian kajian wacana adalah analisis unit linguistik terhadap penggunaan bahasa lisan maupun tulis yang melibatkan penyampai pesan penutur atau penulis dengan penerima pesan pendengar atau pembaca dalam tindak komunikasi Slembrouck, 2003 1. Kajian wacana merupakan bagian dari studi linguistik tentang struktur pesan dalam suatu komunikasi atau telaah mengenai aneka bentuk dan fungsi linguistik dalam kajian wacana. Secara singkatnya, kajian wacana membahas tentang menafsirkan suatu teks yakni memahami apa yang sebenarnya yang dimaksudkan oleh penyampai pesan, mengapa harus diampaikan, dan bagiamana pesan tersusun dan dipahami serta motif dibaik teks. Selain itu, melalui analisis wacana dapat diketahui apakah sebuah teks mengandung wacana atau tidak. Analisis wacana dapat dicontohkan dengan menafsirkan empat teks dibawah ini. a. Dilarang berjualan di sini di papan pengumuman b. Wah, indah benar lukisan yang dibuat olehnya dalam dialog c. Awas ada anjing galak tulisan di atas pintu pagar d. Bunga itu kukirimkan padanya dalam sebuah novel Ke empat klausa diatas merupakan teks, tetapi hanya a dan c saja yang bisa disebut wacana. Jika dianalisis teks a dan c bisa disebut wacana karena mengandung kontek yang jelas yakni dipapan pengumuman dan di pintu pagar. Memiliki kesatuan makna yang utuh yakni berupa peringatan dan larangan, pembaca akan dengan mudah menafsirkan pesan yang disampaikan oleh penulis. Sebaliknya teks b dan d bukan merupakan wacana, walaupun berada pada kontek yang jelas tetapi tidak ada kesatuan makna yang jelas yakni pada morfem “nya” dalam kalimat b tidak dan “ku” dan “nya” dalam kalimat d tidak mengandung koherensi yang jelas sehingga pembaca akan kesulitan menafsirkan siapa yang menerima pesan tersebut. Oleh sebab itu kesatuan maknanya tidak utuh. Baca Pengertian Analisis Wacana dan Analisis Wacana Kritis Suatu tindak komunikasi berusaha untuk menyampaikan pesan, akan tetapi jika pesan yang berusaha disampaikan tidak ada maka terjadilah kegagalan. Melalui analisis wacana dapat digunakan untuk mengetahui kandungan pesan sebuah teks. Referensi Foucault, M. 1972. The Archeology of Knowledge and The Discourse on Language. London Tavistock Publication. Jørgensen, Marianne dan Phillips, Louise. 2002. Discourse Analysis as Theory and Method. SAGE Publications Slembrouck, Steff. 2009. What is Meant by Discourse Analysis. Belgium Ghent University. » Membicarakan analisis wacana AW dan analisis wacana kritis AWK maka kita harus memahami dulu apa itu wacana. Wacana dalam bahasa Inggris discourse merupakan rangkaian teks baik lisan maupun tulis sebagai wujud tindak komunikasi yang mangandung gagasan dari addressor kepada addressee berdasarkan konteks tertentu Foucault, 197248-49. Terkait dengan kajian atau analisis wacana lebih menekankan pada pembahasan unsur internal linguistik, sedangkan AWK mengkaji penggunaan bahasa terkait dengan bidang ilmu lain diluar linguistik. 1. Analisis wacana Analisis wacana merupakan analisis unit linguistik terhadap penggunaan bahasa lisan maupun tulis yang melibatkan penyampai pesan dengan penerima pesan dalam tindak komunikasi Slembrouck, 20031. Analisis wacana AW bertujuan untuk mengetahui adanya pola – pola atau tatanan yang di ekspresikan oleh suatu teks. Interpretasi sutu unit kebahasaan dapat diketahui secara jelas termasuk pesan yang ingin disampaikan, mengapa harus disampaikan, dan bagaimana pesan disampaikan. Analisis wacana mengkaji unit kebahasaan dalam cakupan ilmu linguistik baik mikro seperti sintaksis, pragmatik, morfologi, dan fonologi dan linguistik makro seperti sosiolinguisitk, pragmatik, psikolinguistik. 2. Analisis wacana Kritis Analisis wacana kritis AWK didefinikan sebagai upaya untuk menjelaskan suatu teks pada fenemona sosial untuk mengetahui kepentingan yang termuat didalamnya. Wacana sebagai bentuk praktis sosial dapat dianalisis dengan AWK untuk mengetahui hubungan antara wacana dan perkembangan sosial budaya dalam domain sosial yang berbeda dalam dimensi linguistik Eriyanto, 20067. Menurut Van Djik 2001 AWK yang menitikberatkan kekuatan dan ketidak setaraan yang dibuat pada fenomena sosial. Oleh sebab itu, AWK digunakan untuk menganalisis wacana terhadap ilmu lain yang terdapat pada ranah politik, ras, gender, hegemoni, budaya, kelas sosial. Ranah kajian tersebut berpusat pada prinsip analisis wacana kritis yakni tindakan, konteks, historis, kekuasaan, dan ideologi. 3. Perbedaan analisis wacana dan analisis wacana kritis Analisis wacana lebih mengkaji pada fenomena linguistik baik mikro maupun makro, sedangkan AWK menganalisis fenomena wacana yang berhubungan dengan sosial masyarkat yakni menggali alasan mengapa sebuah wacana memiliki struktur tertentu yamg berhubungan sosial antara pihak-pihak yang tercakup dalam wacana tersebut. Untuk memedakanya dapat dilihat pada dua contoh judul jurnal dibawah ini. Representatisi gender dalam ungkapan berbahasa indonesia dan bahasa Inggris Nasionalisme dalam Novel Pada Journal yang pertama dianalisis dengan AWK yakni melihat ungkapan – ungkapan sebagai suatu unit linguistik yang terkait dengan fenomena praktik sosial wacana yakni representatif gender. Hal ini tentu terkait dengan budaya setempat bagaimana suatu ungkapan tidak lepas terhadap gender. Ungkapan terntentu akan berbeda jika diucapakan oleh laki – laki atau perempuan. Sejalan dengan contoh diatas pada tagline “penak jaman ku tho” dengan gambar mantan presiden Soeharto juga dapat dikaji degan AWK, karena syarat akan prinsip analisis hisotris yakni bagaimana perbadingan kesejahteraan pada pemerintahan Soeharto dengan sekarang . Hal ini tentu dapat dirasakan oleh mereka yang merasakan kehidupan sejak orde baru dan pasca reformasi. Baca Fenomena Wacana dalam Praktek Sosial, Ideologi, Kekuasaan, Budaya Disisi lain, AWK dapat melihat bahwa tagline Soeharto tersebut merupakan media yang berusaha mengangkat stigma Soeharto. Hal ini merupakan suatu peran media dalam memberikan wacana kepada masyarkat sehingga melakukan perbandingan dengan kekuatan politik politic power yakni zaman dahulu lebih enak dari zaman sekarang yang disebar oleh kekuatan media media power. Kekutan media tersebut akan menjadikan suatu wacana lebih dominan dari wacana lain tidak dominan termarginalkan. Bisa saja media secara sengaja menyampaikan wacana dominan yakni lebih sejahtera zaman Soeharto, sebaliknya zaman sekarang lebih susah adalah gambaran wacana yang tidak dominan. Selain itu, melalui wacana suatu kelompok dapat digambarkan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Bisa saja disembunyikan bahkan menjadi wacana yang termarginalkan. Sebagai seorang pembaca harus lebih kritis lagi yakni tidak bisa langsung menerima wacana yang ada karena pembaca memiliki kemungkinan wacana lain yang tidak sependapat dengan wacana penyampai pesan. Hal tentu akan mengakibatkan wacana menjadi hilang, karena perlu disadari bahwa setiap media memiliki kepentingan. Pada contoh jurnal yang kedua yakni “nasionalisme dalam novel” dapat dikaji dengan analisis wacana yakni mengkaji fenomena linguistik yang terdapat pada novel serta konteks situasi yang memperlihatkan lingkungan dari penggunaan bahasa yang memaut wacana. Sehingga dapat ketahui fungsi dan konteks wacana nasiolisme bagaimana wacana nasionlisme di relalisasikan dalam unit bahasa. Lebih lanjut lagi pemikiran nasionalisme tersebut tentu berusaha disampaikan oleh penulis novel kepada pembaca. Referensi Eriyanto. 2006. Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta LkiS. Slembrouck, Steff. 2009. What is Meant by Discourse Analysis. Belgium Ghent University. Van Dijk, T. 2001. Methods of critical discourse analysis. UK SAGE Publications. Beli Buku Sekarang » Analisis wacana ktitis adalah jenis penelitian analisis wacana yang dikhususkan untuk mempelajari bagaimana penyalahgunaan kekuasaan sosial, dominasi dan ketidaksetaraan diberlakukan, direproduksi dan ditentang oleh teks dan lisan dalam konteks sosial dan politik. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free ANALISIS WACANA KRITIS DALAM PRAKTIK INTERPRETASI,PENJELASAN, DAN POSISI ANALIS PADA BERITA ONLINE KOMPAS DAN REPUBLIKARd. Bily ParancikaPPs Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaUniversitas Negeri Yogyakartaradenbilyparancika PENDAHULUANAnalisis wacana ktitis adalah jenis penelitian analisis wacana yangdikhususkan untuk mempelajari bagaimana penyalahgunaan kekuasaan sosial,dominasi dan ketidaksetaraan diberlakukan, direproduksi dan ditentang oleh teksdan lisan dalam konteks sosial dan politik. Analisis wacana kritis dibagi ke dalamtiga langkah yang diungkapkan oleh Fairclough 1989109 dalam bukunya yangberjudul Language and Power, ketiga langkah tersebut di antaranya yaitu deskripsiteks, interpretasi hubungan antara teks dan interaksi, dan eksplanasi dari hubunganantara interaksi dan konteks tahap deskripsi, Faiclough 1989 mengklaim pada analisis wacanakritis bahwa ciri-ciri formal teks mempunyai pengalaman, hubungan,ekspresif/hubungan nilai, atau kombinasi dari keseluruhan tersebut. Sedangkan, bagiVan Dijk deskripsi analisis dan pembentukan teori berperan terutama sejauhmemungkinkan pemahaman antara kritik yang lebih baik atas ketidaksetaraan yangmendefinisikan perbedaan di antara orang-orang Van Dijk, 199722-23. Dalamtahap deskripsi, analisis umumnya dianggap sebagai masalah mengidentifikasi danmelabeli fitur formal teks dalam hal kategori kerangka deskriptif. Objek deskripsiyaitu teks, sering dilihat pada tataran permukaan saja. Dengan demikian, analisiswacana tahap deskripsi ini memiliki kelemahan yang dikemukakan oleh Fairclough1995 yaitu terbatas pada penjelasan dalam konteks lokal dan prinsip interpretasiyang hanya menggunakan lokalitas tidak lagi memadai bagi penjelasan wacana tahap interpretasi, Faiclough menggunakan istilah interpretasiinterpretation yang bergantung pada latar belakang asumsi backgroundassumption. Interpretasi teks oleh partisipan wacana menitikberatkan terhadapkemiripan yang esensial antara apa yang dianalisis dan apa yang partisipan interpretasi berkaitan dengan proses yang dilakukan partisipan terhadapproduksi teks sebaik teks tersebut diinterpretasi. Sedangkan interpretasi dihasilkanmelalui kombinasi dari apa yang terdapat di dalam teks itu sendiri dan apa yang adadi dalam pikiran penafsir interpreter dalam arti sumber daya anggota MembersResources/MR yang terakhir membawa pada interpretasi. Dalam hal ini adabeberapa proses yang harus dilalui untuk dapat menginterpretasi teks, di antaranya1 permukaan ujaran, makna ujaran, kohesi lokal serta struktur dan poin’. Keempatnyasaling ketergantungan sebab menunjukkan empat tingkatan interpretasi dalam demikian, dapat disimpulkan bahwa interpretasi memiliki properti pentinguntuk menjadi 'top-down' interpretasi tingkat yang lebih tinggi membentuk tingkatyang lebih rendah sebaik bottom-up’. Dalam interpretasi juga harus memerhatikankonteks situasional dan jenis wacana, konteks intertekstual dan praanggapan, tindaktutur, frame, scripts, and schemata, serta topic and tahap eksplanasi, tahap eksplanasi menjadi bagian dari transisi antaratahap interpretasi ke tahap penjelasan dengan mencatat bahwa, ketika aspek MRMembers Resources/sumber daya anggota digambarkan sebagai prosedurinterpretatif dalam produksi dan interpretasi teks, pada tahap itu lah merekadireproduksi. Reproduksi adalah untuk peserta yang umumnya tidak disengaja dantidak disadari efek sampingnya, sehingga untuk berbicara, produksi dan menghubungkan tahap interpretasi dan penjelasan, karena ketika yangpertama berkaitan dengan bagaimana MR ditarik dalam proses wacana, yangterakhir berkaitan dengan konstitusi sosial dan perubahan MR, termasuk tentu sajareproduksi mereka dalam praktik diskursus. Tujuan dari tahap penjelasanFairclough, 1989 163 adalah untuk menggambarkan sebuah wacana sebagaibagian dari proses sosial, sebagai praktik sosial, menunjukkan bagaimana iaditentukan oleh struktur sosial, dan apa wacana efek reproduksi dapat secarakumulatif dimiliki struktur-struktur itu, mempertahankannya atau dan efek sosial ini dimediasi oleh MR yaitu struktur sosial membentukMR, yang pada gilirannya membentuk wacana dan wacana mempertahankan ataumengubah MR. B. PEMBAHASANDalam kajian ini menggunakan tahapan analisis kritis tahap eksplanasidengan beberapa bagian yang terdapat di dalamnya antara lain interpretasi,eksplanasi dan posisi analis. Pada bagian interpretasi yang digunakan untukmenganalisis teks berita yang terdapat dalam koran online kompas dan republikameliputi konteks situasional dan jenis wacana, konteks intertekstual danpraanggapan, serta frames, scripts, and schemata. Selain itu juga mengambil padasalah satu dari keempat tingkatan interpretasi dalam teks, yakni makna ujaran. Bagian-bagian tersebut digunakan untuk menganalisis berita yang sedangmarak diperbincangkan di negeri Indonesia yang digemparkan dengan maraknyakasus teroris diberbagai penjuru di Indonesia. Pemerintah pun tidak tinggal diam,dengan mengaktifkan kembali berbagai pasukan keamanan yang telah satunya dengan adanya pengaktifan kembali Koopsusgab atau yang dikenaldengan Komando Operasi Khusus Gabungan. Koopsusgab ini dibawah naunganTNI yang sudah ada dalam Undang-undang sebagai salah satu tugas yang harusdilaksanakan oleh TNI. Hal tersebut menarik perhatian bagi masyarakat, hinggamembuat berita tersebut menjadi sumbangan hidup bagi para wartawan pencari2 berita. Berita tersebut juga tak luput dari kejaran media massa. Bukan hanya mediacetak, melainkan juga media sosial yang terhubung dengan jaringan internet. Diantaranya ialah kompas dan republika yang juga mendirikan koran online agar dapatmemudahkan para pembaca untuk tetap mendapatkan berita yang aktual mengenaiapa yang terjadi belakangan ini juga mengenai berita tersebut. Kedua media itu jugamuat berita tersebut dalam media online mereka yang menyajikannya secaraberbeda. Namun, tetap membahas mengenai hal yang sama yaitu “PengaktifanKoopsusgab”. Terlihat pula perbedaannya dalam penyajian judul yang ditampilkanoleh dan koran online memperlihatkan secara jelas dalamjudulnya, yakni “PKS Pemerintah Blunder jika Aktifkan Koopsusgab TNI TanpaPayung Hukum”. Dalam judul tersebut setiap orang sudah akan memahami maksuddari berita tersebut, yang memuat mengenai pengaktifan kembali Koopsusgab. Haltersebut terlihat jelas sebab, tak segan untuk menuliskan kata“aktifkan”. Oleh karena itu, dari kata tersebut saja sudah menjelaskan pada pembacaatau pada proses analisis yang dimiliki pembaca bahwa hal tersebut memilikikepentingan tersendiri, sehingga pemerintah mengambil keputusan yang dalam koran online tidak diperlihatkan mengapakoopsusgab membutuhkan payung hukum. Masih terlihat samar-samar dalamjudulnya “Politikus PKS Koopssusgab Blunder Jika tanpa Payung Hukum”tersebut, namun dapat menarik perhatian pembaca dengan tidak menggambarkansecara gamblang apa yang menjadi tujuan dimuatnya berita tersebut. Sehingga, halitu menjadi daya tarik bagi pembaca, untuk membacanya secara keseluruhan agarmampu menafsirkan apa yang dimuat dalam judul. Pengaktifan kembali Koopsusgab ini juga menuai pro dan kontra dariberbagai kalangan politikus dan masyarakat. Ada yang menyetujui, dan ada pulayang menganggap bahwa pengaktifan kembali Koopsusgab ini sebagai bentuktindakan yang gegabah, karena dianggap akan membuat para teroris tersebut senangmelihat pemerintah gelisah dan panik. Terlihat dalam kutipan berita kepanikan itu adalah wacana mengaktifkan kembali KoopsusgabTNI yang sebelumnya pernah ada. "Publik marah dan pemerintah terkesankayaknya grogi, sehingga seolah-olah mereka bilang 'nih gua kasihKoopsussgab'," kata dia Mardani Ketua DPP PKS.Pada kutipan tersebut seolah menampilkan kembali frame, scripts, andschemata para peserta wacana mengenai suatu pengalaman yang sebelumnyapernah terjadi. Terlihat jelas dari penggalan kutipan yang dicetak tebal pada kalimatpertama, membuktikan bahwa pengalaman dari keseluruhan kalimat tersebutpernah terbentuk sebelumnya. Hal tersebut mengembalikan ingatan kita padaSelasa, 9 Juni 2015, mengenai asal mula pembentukan Koopsusgab berbarengan3 dengan pertama kalinya saat Moeldoko menjabat sebagai Panglima TNI. Namun,beberapa waktu kemudian dari informasi yang diberikan oleh koran online tahun 2015 lalu mengatakan pada saat itu Koopsusgab TNI secara bergiliranper enam bulan dijabat oleh Danjen Kopassus, Dankorpaskhas, dan Dankormar,sesuai dengan aturan main yang diputuskan Mabes TNI. Namun, sesuai denganperkembangan konflik dan ancaman yang terus berkembang, salah satu anggotapasukan khusus TNI yang ditemui wartawan mengatakan akan lebihbaik jika komando ini memiliki komandan sendiri yang bukan diambil secarabergiliran. Artinya penanganan Koopsusgab yang tidak dipimpin oleh satupemimpin pada saat itu tetap akan menuai berbagai permasalahan baru, dengan carakerja yang berbeda dari setiap pemimpin yang akan membuat para anggotakebingungan apalagi dengan rentang kepemimpiman yang dapat dikatan sangatsebentar, tidak akan mampu menghasilkan sesuatu yang lebih zaman terus berkembang dan permasalahan di luar lingkunganmereka lebih menyesuaikan dengan dunia nyata dan perubahan zaman. Pada saatitu, Koopsusgab mencoba berkiblat pada intelligence Amerika Serikat, bahwapembentukan satuan khusus seperti itu harus dilengkapi dengan sistem pengamananyang canggih dan ditopang dengan teknologi yang tinggi berbasis satelit agar dapatbergerak secara maksimal. Bisa saja, ketidaksiapan seperti itulah yang membuatKoopsusgab di Indonesia itu, interpretasi masyarakat akan ucapan Madani mengenai nih guakasih Koopsusgab’. Apabila dianalisis berdasarkan konteks intertekstual danpraanggapan, maka teks tersebut dapat dijadikan landasan oleh peserta untuk memberikan praanggapan dari pokok kalimat tersebut adalahtidak usah panik, kita memiliki pasukan khusus untuk penanganan bom diIndonesia, ada Koopsusgab yang dapat menyelesaikan kasus teroris, tidak usahkhawatir Koopsusgab sudah tercatat dalam undang-undang meski telah dibekukan,tenang saja Koopsusgab terbentuk dari pasukan-pasukan khusus yang telahmendapat pelatihan-pelatihan khusus, Koopsusgab tidak perlu lagi mencaripayung hukum, karena sudah menjadi bagian dari tugas TNI. Bagian yang pentingdalam praanggapan ini, karena sifat dari topik dan banyaknya orang yang membacaberita tersebut, menceritakan apa yang sudah diketahui orang mengenaiKoopsusgab yang sudah ada sejak tahun 2015 dan praanggapan tersebut juga berusaha diperlihatkan oleh koranonline yang berjudul Politikus PKS Koopssusgab Blunder Jikatanpa Payung Hukum, dalam kutipan berikut.“Inilah yang diinginkan oleh teroris," ujar Ketua DPP Partai KeadilanSejahtera PKS Mardani Ali Sera dalam diskusi di Menteng, Jakarta Pusat,Sabtu 19/5.4 Mardani mengatakan teroris akan senang jika pemerintah terkesan panik danterburu-buru. "Teroris akan berpikir, 'wah keren, pemerintah panik'," pengungkapan yang digunakan oleh terlihat jelas. Bahwa dalam koran online segalanya dengan secara gamblang secara tersurat, sedangkan dalamkoran online dijelaskan secara tersirat terlihat dalam penggalankutipan yang dicetak tebal pada kutipan pertama, memunculkan sebuah ironi yangdiungkapkan oleh Mardani secara halus mengenai tanggapannya akan pengaktifankembali Koopsusgab. Pada ungkapan tersebut juga menghasilkan praanggapanyang dimunculkan di sana adalah teroris senang dengan tindakan pemerintah yangsecara spontan dan tidak dengan perencanaan, sehingga akan membuat terorisdengan lebih mudah lagi membelah diri menjadi berbagai kelompok yang tidakdapat ditebak, teroris menginginkan masyarakat Indonesia terpecah belah denganberbagai isu yang dapat mengadu domba salah satu targetnya ialah agama. Parateroris tahu bahwa Indonesia lemah dalam urusan agama, mereka akan tundukdengan agama mereka masing-masing, sehingga mereka mengandalkan agamasebagai tamengnya, sebagai ajarannya yang dan kontra pengaktifan kembali Koopsusgab TNI ini direspon oleh StafPresiden Moeldoko. Tetapi menurut Mardani selaku Ketua DPP Partai KeadilanSejahtera PKS, penanganan terorisme di dalam negeri akan lebih efektifmenggunakan instrumen yang sudah ada. Hal ini terlihat dari berita seperti dalam kutipan berikut."Saya pikir lebih cerdas kalau Babinsa dihidupkan, Babinkamtibmasdihidupkan, RT dan RW dihidupkan," kata dia. "Semua teroris itu adaalamatnya, ada tetangganya. Makanya, kita sempat diskusikan kedepankanfungsi intelijen, dan intelijen paling utama itu masyarakat kita," ucapannya tersebut memperlihatkan ketidaksetujuan Mardani KetuaDPP PKS akan pengaktifan kembali Koopsusgab. Praanggapan yang dimunculkanoleh Mardani ialah teroris itu hidup dimasyarakat sehingga yang bisamenanganinya adalah masyarakat itu sendiri. Terlihat dari ucapannya yang lebihmendukung adanya Babinsa, Babinkamtibmas, RT dan RW. Dalam ungkapannyatersebut terlihat jelas menghasilkan interpretasi antara hubungan teks dan teks tersebut menghasilkan proses analisis dalam pikiran penafsir melaluidialektikal yang dapat memengaruhi penafsir, untuk melakukan sesuatu yangdianjurkan oleh Mardani tersebut. Bahwa hanya masyarakat lah yang mampumerangkul dan menangani teroris. Sebab adanya teroris karena kurangnya rasapeduli untuk memperbaiki ajaran yang salah. Adanya teroris, sebab kita lebihdisibukan dengan urusan pribadi kita masing-masing tanpa mencoba mencari tahudan memahami lingkungan di Zaman yang semakin berubah ini, menuntut kita hidup dalam dunia masing-masing. Hal tersebutlah yang menimbulkan adanya berbagai bentrokan. Mencobamembantu, namun malah dikatakan turut ikut campur. Mencoba perduli, namundikatakan “sok” tahu. Berbaik hati namun dimanfaatkan oleh oknum-oknum yangtidak bertanggung jawab. Hal-hal seperti itulah yang dapat mengundang berbagaiopini dan anggapan “mungkin lebih baik sendiri” kemudian dalam kesendiriannyaitu mereka tersesat dalam ajaran-ajaran yang dapat membantu mereka keluar daridunianya yang sebelumnya. Sebab, orang yang tidak baik bermula dari merekayang merasa tersakiti oleh lingkungannya. Dengan demikian, Mardani mencobakembali membuat masyarakat untuk dapat saling merangkul satu antara yang lain,agar kejadian-kejadian seperti ini dapat ini juga tidak berbeda dengan yang diberitakan oleh koran dengan judul Politikus PKS Koopsusgab Blunder Jika tanpaPayung Hukum. Dalam koran online tersebut juga menuliskan samapersis dengan yang dituliskan oleh seperti lebih baik mengaktifkan kembali petugas penjaga ketertiban dankeamanan masyarakat. "Menurut saya, lebih baik jika Kamtibmas dihidupkanlagi. Kemudian, Babinsa, Bhabinkamtibmas, RT dan RW juga dihidupkan,"kata kedua koran online tersebut membentuk skema peserta wacana dalammerepresentasi mental mereka akan jenis aktivitas tersebut sebagai sebuah prediksiyang dianggap ampuh dalam menangani kasus teroris. Jenis aktivitas yangdiprediksi ampuh menangani teroris dengan menghidupkan Kamtibmas, Babinsa,Bhabinkamtibmas, RT dan RW. Dalam hal tersebut isinya harus terdiri daripenyebab seseorang menganut ajaran yang salah, bagaimana menangani haltersebut, akibat dari ajaran yang salah tersebut, hasil jangka panjang. Daripenjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa skema mewakili perilaku sosial,artinya pendekatan yang lebih humanisasi diperlukan dalam memperbaiki danmenangani terjadinya pembentukan jaringan itu, hal yang berbeda dijelaskan oleh koran dalam akhirberita yang dimuatnya yakni membahas mengenai payung hukum akan keberadaangabungan personel dari satuan elite TNI tersebut. Dalam koran online kembali Koopsusgab TNI tersebut sudah sejalan dengan Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI. "Ada pertanyaan yang sekarangjadi polemik, apa perlu payung hukum? Lah untuk apa lagi hukum? Wongpembentukan Koopsusgab itu sudah pernah saya bentuk kok, tinggaldilanjutkan," kata Moeldoko di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Jumat18/5/2018.Dalam kutipan tersebut, terlihat jelas ada kepentingan tersendiri di antarapemerintah. Entah karena dana yang dibutuhkan untuk mengaktifkan kembali6 pasukan elite tersebut atau kepentingan politik di dalamnya yang tidak dapatdengan mudah dibaca oleh masyarakat awam mengenai hal tersebut. Bahkansampai ada salah satu dosen dari Universitas Sumatera Utara USU HimmaDewiyana Lubis yang mengatakan bahwa isu teroris tersebut hanya lah sebagaipengalihan isu mengenai tagar 2019gantipresiden. Bagi orang-orang yangmemiliki kepentingan tersendiri hal-hal seperti ini dapat dimanfaatkan untukmelancaran segala macam cara agar kepentingan tersebut dapat seperti itu juga, diperlihatkan dengan jelas oleh Moeldoko dalamkoran online ini pun bisa digunakan untuk membantu kepolisian di dalam halyang bersifat khusus seperti penanganan teroris. “Kepolisian yang pahammau diapain tergantung dari keinginan polisi, tetapi yang paling pentingsecara kapasitas pasukan khsusus siap digunakan untuk kepentinganyang menentukan," ujar Moeldoko di Istana Negara, Jumat 18/5.Dalam kalimat terakhir yang diucapkan oleh Moeldoko, mengandung maknaujaran yang berkaitan dengan makna bagian yang konstituen dari sebuah teks yangmengacu sebagai ujaran-ujaran’ dalam hal ini penafsir akan menggunakan aspeksemantik mereka untuk dapat merepresentasikan makna dari kata yang diucapkanoleh Moeldoko mengenai “kepentingan yang menentukan” tersebut. Sebab, hal inimenggabungkan makna dari kata tersebut dan informasi gramatikal yang bekerjasebagai sebuah proses yang secara implisit untuk dapat mencapai makna secarakeseluruhan, apakah tindak tutur tersebut digunakan hanya untuk “perform” bahwapasukan yang dibangun oleh Moeldoko ini siap menangani segala macampermasalahan terorisme atau lain sebagainya. Kesiapan Moeldoko yang tersiratdalam koran online dalam menangani kasus terorisme tersebut,diperlihatkan dalam koran online yang menjelaskan, seperti Panglima TNI itu menjelaskan, Pasal 7 UU TNI menjelaskan soaltugas TNI, yakni melaksanakan operasi perang dan operasi militer selainperang OMSP. Dalam OMSP, tertulis 14 hal yang dikategorikan sebagaiOMSP. Salah satunya soal tugas pemberantasan terorisme. Dari argumentasitersebut, Moeldoko berpendapat, seharusnya pengaktifan kembali timKoopsusgab tidak perlu lagi menjadi pro kontra di masyarakat, khususnya ditingkatan elite wakil rakyat. Selain itu, Koopsusgab tak akan bergerak tetap didasarkan pada permintaan Polri, dengan arahanPanglima TNI yang dipimpin oleh penjelasannya tersebut merupakan sebuah transisi dari tahapinterpretasi yang sebelumnya diucapkan oleh Moeldoko dan Mardani mengenaipengaktifan Koopsusgab yang kemudian ditutup oleh penjelasan Moeldokomengenai tugas Koopsusgab yang salah satunya ialah menangani kasus tersebut direproduksi untuk dapat menggambarkan sebuah wacana sebagaibagian dari proses sosial, sebagai praktik sosial, dan menunjukkan bagaimana7 kalimat tersebut ditentukan oleh struktur sosial agar efek dari wacana tersebut dapatdipertahankan atau diubah. Dalam hal ini peserta wacana dapat menafsirkan bahwakalimat tersebut menentukan posisi siapa yang menggungkapkannya. Karena iamenjadi struktur terpenting dalam lingkungan sosialnya, sehingga ia dapatmengatakan demikian untuk dapat memberikan efek pada peserta wacana denganmengikuti apa yang dikatakan olehnya. Sebab dalam hal ini struktur sosial menjadifokus dalam sebuah hubungan kekuasaan, proses, dan praktik sosial yangmemperjuangkan sosial. Dengan demikian, dalam kutipan tersebut Moeldokomencoba meyakinkan peserta wacana atau pembaca bahwa ia sedangmemperjuangkan apa yang menjadi kekehawatiran masyarakat dengan mencobamengaktifkan kembali dalam koran online belum menyelesaikan beritanyadengan penjelasan mengenai bagaimana cara kerja Koopsusgab, melainkanmemberikan terlebih dahulu penjelasan yang mencontohkan bahwa semua masalahteroris ini merupakan “soal profiling mereka” yang artinya kembali lagimenggunakan pendekatan oleh masyarakat. Hal itu ditegaskan dalam hal yangMardani contohkan pun mencontohkan ibu dari Jamaah Ansharut Daulah JAD JawaTimur Syamsul Arifin alias Apin alias Abu Umar. Baru-baru, sang ibubernama Patokah sudah mengetahui perubahan perilaku tetapi, Mardani menuturkan, sang ibu tidak menyampaikan kepadaorang lain, termasuk pengurus RT/RW. “Maka, diperlukan pendekatan olehmasyarakat," tersebut membuat peserta wacana mengakses proses wacanamereka dalam produksi dan interpretasi yang terjadi di kepala mereka. Untuk dapatterlibat dalam proses wacana tersebut, Mardani mencoba mencontohkan ketakutansang ibu yang bernama Patokah untuk dapat mengakui perubahan perilaku anaknyakepada pengurus RT/RW. Ketakutan tersebut bisa terjadi karena takut anaknya akandijembloskan ke penjara atau bahkan takut terhadap anaknya sendiri. Analisisdemikian berasal dari teori sosial yang sudah sering terjadi sekarang ini. Namun,sang ibu melupakan kesadaran dirinya yang juga sama-sama penting, sebab jika iaingin menghindari asumsi masyarakat akan perubahan prilaku anaknya, maka iaharus dapat menjadi tempat mediasi antara sang anak dan pengurus RT/ apabila dilihat berdasarkan segi konteks situasional dan jeniswacananya, dalam koran online memberikan penggambaranskematis mengenai bagaimana penafsir tiba pada interpretasi mereka yangdiperlihatkan dalam kutipan pemerintah telah menegaskan kepastian membentukKoopssusgab TNI baru yang akan diterjunkan dalam situasi tertentu. Namun,pengaktifan kembali Koopssusgab ini dilakukan untuk memberikan rasaaman kepada Dari konteks situasional, jenis wacana ini dianggap menjadi keputusan yangtepat untuk digunakan dalam keadaan dan situasi yang genting seperti yang sedangterjadi. Meski faktanya tidak melulu demikian. Pada kutipan terakhir yangdiungkapkan oleh Moeldoko, ia mencoba meyakinkan bahwa masyarakat akanaman dengan adanya Koopsusgab. Namun, pada tatanan sosial digambarkansebagai prosedur interpretatif oleh peserta yang berbeda justru dapat menimbulkanperbedaan yang relatif berdasarkan kecenderungan peserta wacana mendasarikasus-kasus tersebut sebagai gangguan komunikasi yang terjadi dalam budayaantara ideologi yang berbeda posisi. Dengan demikian, kita tidak hanya bisamengambil konteks untuk diasumsikan bahwa pernyataan tersebut adalah bentuktransparan pemerintah dalam menangani kasus terorisme yang tersedia untuk semuapeserta melainkan juga harus dapat membentuk interpretasi yang sama antarapartisipan yang mencontohkan mengenai perubahan salah satu pelaku teroris, barukemudian koran online menberikan penjelasan mengenai bagaimanacara kerja Koopsusgab, seperti Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan, Koopsusgab terdiri darisemua kekuatan Detasemen Khusus, Detasemen 81, Kopassus, danDetasemen Bravo. Tugasnya, yaitu mengatasi berbagai situasi yang sangatmendesak dan menentukan di daerah tertentu yang perlu kecepatan kutipan tersebut apabila dianalisis berdasarkan frame, scripts, andschemata menjadi bagian dari asumsi implisit, koherensi dan inferensial yangdibangun oleh Moeldoko untuk dapat mewakili dari keseluruhan kekuatan yangdigabungkan dalam pasukan khusus Koopsusgab agar dapat menangani berbagaisituasi yang mendesak dan menentukan penanganan yang cepat seperti kasus bombunuh diri tersebut. Istilah-istilah yang digunakan oleh pasukan khusus tersebutjuga mewakili proses kompleksitas atau serangkaian peristiwa yang melibatkankombinasi entitas seperti kasus terorisme, bom bunuh diri, korban dari ledakanbom, sikap tanggap pemerintah mengenai kasus-kasus tersebut dan yang seperti itu dibangkitkan dalam kegiatan yang diwakili oleh skrip yang demikian mewakili subjek yang terlibat dalam kegiatan ini,dan hubungan di antara mereka. Dalam hal ini, Moeldoko melambangkan cara-caradi mana subjek tertentu berperilaku dalam kegiatan sosial untuk dapat bersikapterhadap satu sama lain dan melakukan suatu hubungan. Dalam hal ini skriptersebut disampaikan oleh Moeldoko untuk pasukan Koopsusgab agar dapatmenangani kasus-kasus yang mendesak dengan PENUTUPBerdasarkan hasil analisis tahap eksplanasi Fairclough, dapat disimpulkanpada analisis interpretasi dalam kedua berita tersebut memberikan beberapagambaran. Gambaran pertama pada konteks situasional dan jenis teks, konteks9 intertekstual dan praanggapan, serta frame, scripts and schemata yang menjadipenekanan dalam kedua teks berita tersebut didominasi untuk tujuan membentukhubungan antara pemilik kuasa dengan praktik sosial. Sedangkan gambaran keduapada tingkatan interpretasi dalam teks yaitu makna ujaran yang hanya ditimbulkanpada koran online Pada analisis eksplanasi atau penjelasan dalam kedua teks berita tersebutsama-sama mereproduksi teks. Teks yang direproduksi tersebut memengaruhipeserta wacana, yang digambarkan oleh identitas pembuat teks yang menentukanstruktur sosial pembuat teks. Sehingga gambaran tersebut dapat memberikan efekpada reproduksi wacana yang ditafsirkan peserta wacana. Penentuan dan efek sosialini dimediasi oleh MR yaitu struktur sosial membentuk MR, yang pada gilirannyamembentuk wacana dan wacana mempertahankan atau mengubah analisis proses analis juga hanya terdapat pada koran online republika,sebab di dalamnya menghasilkan berita yang mengharuskan peserta wacanamencerna terlebih dahulu apa yang menjadi topik dalam berita tersebut sebelummembacanya. Dalam koran republika tersebut proses analis sudah dimulai dari awalmembuat judul yang dimuat. Proses analis tersebut berlangsung dalam pikiranpeserta wacana untuk dapat menginterpretasi sesuatu hubungan antara struktursosial dan praktik B. 2018. di akses pada 29 Mei N. 1989. Language and Power. New York Longman N. 1995. Critical Discourse Analysis The Critical Study M. 2018. h -blunder-jika-aktifkan-koopsusgab-tni-tanpa-payung-hukum, di aksespada 29 Mei E. D. 2018. 18/05/19/p8z0qn428-politikus-pks-koopssusgab-blunder-jika-tanpa-payung-hukum, diakses pada 29 Mei T. A. V. 1997. Discourse as Structure and Process. London Sage ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication.

perbedaan analisis wacana dan analisis wacana kritis